![]() |
Indo Barometer, merilis lima tokoh teratas yang memiliki tingkat polularitas tinggi sekaligus memiliki peluang keterpilihan pada Pilkada Jabar 2018. Ada lima tokoh Jawa Barat yang masuk dalam urutan teratas hasil survei elektabilitas lembaga ini, kelimanya yaitu :
1. Ridwan Kamil 28,6 persen
2. Deddy Mizwar 18,8 persen
3. Dedi Mulyadi 11,5 persen
4. Dede Yusuf 6,3 persen
5. Abdullah Gymnastiar 2,4 persen
Poltracking, hampir bersamaan kemudian merilis hasil survei tokoh Jawa Barat yang mendapat elektabilitas dan popularitas menjelang tahapan pilkada gubernur dan wakil gubernur Jabar 2018. Masih dengan nama-nama yang sama, kelima tokoh Jawa Barat ini masuk dalam hasil survei elektabilitas :
1. Ridwan Kamil 42,7 persen
2. Deddy Mizwar 16,4 persen
3. Dedi Mulyadi 11,3 persen
4. Dede Yusuf 9,8 persen
5. Abdullah Gymnastiar 6,5 persen
Median, juga merilis hasil survey popularitas dan elektabilitas lima tokoh tersebut dengan hasil presentase elektabilitas yang berbeda menjelang tahapan pilkada gubernur dan wakil gubernur Jabar 2018 :
1. Ridwan Kamil 24,4 persen
2. Deddy Mizwar 15,6 persen
3. Dedi Mulyadi 7,1 persen
4. Dede Yusuf 11,6 persen
5. Abdullah Gymnastiar 7,5 persen
Magnet Electoral
Di Jawa Barat ada beberapa nama tokoh yang mendapatkan hasil survei elektabilitas paling tinggi dibanding tokoh lain, dua nama itu yakni Ridwan Kamil dan Deddy Mizwar. Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia mengatakan beberapa hal yang menjadi alasan dua tokoh terkhusus Ridwan Kamil mendapat hasil survei yang lebih baik adalah karena efek kerja politik, prestasi dan inovasi yang mendongkrak magnet elektoral di tengah masyarakat Jawa Barat.
(Hanta Yuda AR, Jakarta, Kamis 8/6/2017)
.
Jakarta Effect
Yang lebih mengjutkan dari tiga lembaga survei ini muncul nama Abdullah Gymnastiar yang disebut dan mendapat hasil survei sebagai tokoh di pilkada gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat 2018. Nama Abdullah Gymnastiar muncul seiring berakhirnya Pilkada DKI Jakarta 2017 yang terpolarisasi.
Hasil survei Median mencatat bahwa Jakarta Effect mungkin akan berpengaruh pada pilkada gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat 2018. Pasalnya saat ditanya bila calon gubernur dan wakil gubernur Jabar dicalonkan dari partai pendukung Ahok di Pilkada DKI maka hasil jawabannya :
34,3 persen kurang suka
33,4 persen biasa saja
2,4 persen suka, dan
29,9 persen tidak menjawab
(Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun, Kumparan 13/5/2017)
Hipotesa, bila pilkada gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat 2018 dilaksanakan pada Juni 2018 maka ada waktu sekitar satu tahun lagi untuk tokoh menggenjot popularitas, tapi paling efektif mungkin hanya enam bulan saja. Tentu waktu yang sangat singkat untuk mendapat lebih banyak perhatian masyarakat Jawa Barat dengan jumlah penduduk 46,7 juta jiwa.
Hasil survei yang dirilis oleh sejumlah lembaga survei bisa saja menjadi acuan bagi tokoh Jawa Barat untuk melakukan manuver politik termasuk kemungkinan koalisi partai. Tapi yang harus diwaspadai adalah tsunami politik sebagai imbas dari polarisasi pascaPilkada DKI Jakarta 2017. Bila mungkin pola seperti Pilkada DKI berlanjut maka ada kemungkinan perubahan peta dukungan partai politik di pilkada gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat 2018.
Comments
Post a Comment