Anlisis Pendekatan Politik Kang Dedi Mulyadi Menuju Pilgub Jabar 2018


Jabar1.ID |  Ada banyak jalan menuju kemenangan. Meski tidak semudah yang diucapkan kemenangan butuh proses tanpa lelah dan jelasnya penerangan serta keberanian. Bukankah sangat mudah untuk pemberani.

Pada mulanya kemenangan menjadi sangat realistis bagi siapapun yang mengenal persoalan sosial, politik dan peta yang dihadapi. Tinggal persoalan bagaimana memilih pendekatannya, karena sejujurnya seseorang akan sangat sulit untuk memulai sesuatu yang baru. Terkadang harus membiasakan dengan sesuatu yang baru, memposisikan sebagai seorang yang terbiasa dengan persoalan baru, budaya baru, dan cara berpikir keras lebih besar dari biasanya akan sangat sulit. Saat ini saya merasa Kang Dedi sedang memposisikan kondisi itu untuk tanggungjawab yang lebih besar. Terkadang untuk mendapat jabatan yang lebih baik maka pantaskanlah diri kita dengan beban yang lebih besar sehingga layak menerima jabatan terbaik.

Hal mendasar yang penulis ketahui dari Kang Dedi Mulyadi adalah keberanian memilih pendekatan budaya kerakyatan dan cerita masyarakat Jawa Barat masa lalu dengan motif politik setelahnya. Setahu saya hanya satu-satunya karakter Siliwangi yang menjadi simbol bagiamana Jawa Barat dibangun. Tak salah bila pengambilan tema ke-Sundaan sebagai simbol penyamar yang mudah diterima masyarakat Jawa Barat ketimbang pendekatan politik yang kaku dan terkesan "memanfaatkan rakyat". Demikian cara sederhana orang menilai sesuatu, istilahnya "Dekati temannya daripada langsung kepada orangnya". Karena pendekatan ini ternyata lebih efektif dan relatif damai ketimbang pendekatan politik sesungguhnya, seperti "Pembentukan ranting partai, atau sosialisasi reses anggota dewan" sangat kaku dan diabaikan masyarakat awam khususnya mereka yang tak percaya kebenaran partai politik. Bukankah masyarakat kita lebih menerima acara hiburan rakyat dengan lakon cerita rakyat yang menghibur yang diperankan artis lawak asli Jawa Barat.

Selama ini Kang Dedi selalu melakukan 'Safari Budaya' dari kegiatan ini yang paling mudah diketahui ialah alurnya. Hiburan ringan yang siapapun dapat melihatnya. Biasanya setelah penonton terhibur kemudian diajak merenungkan kondisi sosial dan diambilkan contoh sosok yang layak dibantu, seluruh penonton terharu. Sehingga seluruh nasehat dalam aluran cerita rakyat itu menyentuh dan diingat banyak pentonton. Itu yang selama ini dilakukan Kang Dedi Mulyadi dalam 'Safari Budaya' yang menyentuh hati siapapun masyarakatnya. Orang akan lebih mengenal Kang Dedi dari karakter dermawannya dalam acara ini.

Dari acara ini secara garis besar hasrat masyarakat utamanya mereka yang ada di perkampungan bermimpi akan pemimpin yang peduli terwakili dari sosok Kang Dedi Mulyadi. Karena bagaimana pun pesan penting dari 'Safari Budaya' adalah mendekatnya pemimpin dengan rakyat, peduli dan tanpa sekat protokoler. Kapanpun masyarakat ingin komunikasi, mengundang dapat terjawab dari acara ini. Dan kesimpulannya "Suara masyarakat khususnya di desa sudah terwakili" ini soal basis suara di desa dan penting.

Pembahasan ini akan sangat panjang karenannya saya akan membagi dalam beberapa tulisan yang berkaitan satu sama lain. Yaitu pembahasan pendekatan dari basis suara terkecil hingga komunikasi elit politik tingkat Jawa Barat dan nasional. Cluenya tiga penjuru yaitu basis desa, elit politik dan suara kaum muda (yang mayoritas masyarakat kota) dan satu basis suara dari kemungkinan intervensi politik nasional yang akan dibahas pada tulisan selanjutnya.

Comments