Peta Politik Pilkada Gubernur Jabar 2018


Pilkada Jabar 2018. Peta Politik Pilkada Jabar 2018. Politik Jabar terus berubah seiring munculnya tokoh-tokoh muda pimpinan daerah di Jabar. Secara struktural regenerasi kepemimpinan berjalan baik hampir di setiap daerah di Jabar memiliki pemimpin yang sukses menjalankan roda pemerintahan populer di mata masyarakat Jabar.

Beberapa kepala daerah yang saat ini namanya moncreng di tengah publik Jabar melalui program yang dijalankan, gaya memimpin, kedekatan dengan publik sampai kebijakan kontroversinya mulai ramai dibicarakan bakal maju di Pilgub Jabar 2018. Pertama ada yang masih sembunyi-sembunyi, ada pula yang terang-terangan dengan program kegiatan yang sepertinya mirip kampanye. Tampil di televisi menyerukan program, tampil di media elektronik dan media cetak sampai program bertajuk silaturahmi dengan warga. Seolah-olah pertarungan perebutan suara dan ekspansi basis suara masa sudah dimulai, selanjutnya perang soft melalui media pun gencar dilancarkan sebagai bagian tak terpisahkan membangun citra dan alarm politik kepada tokoh lain yang juga memiliki niatan sama maju di Pilgub Jabar 2018.

Padahal tahapan Pilkada Jabar 2018 baru benar-benar akan dimulai pada pertengahan tahun 2017 nanti yang artinya masih ada waktu setahun setengah lebih untuk benar-benar bertarung dalam kancah politik Jabar sesuai tahapan yang dijadwalkan KPU Jabar. Alih-alih mengikuti tahapan pelaksanaan Pilkada, sosialisasi dini sangat menjadi target merebut hati dan suara dukungan masyarakat Jabar. Masyarakat sendiri tak heran bila nama kepala daerah yang sering muncul di layar televisi atau media elektronik dan cetak diprediksi bakalan maju, karena hukumnya di Indonesia tokoh yang populer akan mudah diingat masyarakat tanpa harus mempertimbangkan latarbelakang profil tokoh yang bersangkutan. Hal ini yang kemudian dimanfaatkan betul oleh tokoh yang memiliki niatan maju di Pilgub Jabar 2018 dengan harapan saat Pilkada Jabar 2018 digelar mereka tinggal memanen suara masyarakat dari jerih payah kampanye nya selama ini. Bukankah itu hal yang logis dan masuk diakal oleh masyarakat berpendidikan politik dan masyarakat awam sekalipun.

"Sambil menyelam meminum air" itulah istilah yang jamak adanya, atau "Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui". Maksudnya, selama meluncurkan kegiatan sosialisasi profil tokoh mayoritas mereka adalah kepala daerah saat ini 2015 dan masih menjabat. Jabatan yang dimiliki menjadi senjata ampuh menggalang dukungan baik dari kalangan birokrasi, politisi sampai masyarakat sebagai objek suara pada setiap helatan pemilu kepala daerah. Memanfaatkan momen tersebut sehingga cocok bila pepatah "Sambil menyelam meminum air" disematkan kepada kepala daerah yang memiliki niatan maju di Pilkada Jabar 2018. "Menyelam" yang dimaksudkan dalam pepatah ini ialah tokoh yang akan maju benar-benar memanfaatkan jabatan yang dipegangnya untuk mengksplore seluruh kepentingan yang akan dibrandingkan melalui jaru birokrasi dan masyarakat. "Menyelam" juga diartikan sebagai upaya menyempurnakan himpunan-himpunan masa yang ada menjadi loyalis yang nantinya akan membantu memuluskan pencalonan di Pilkada Jabar 2018. Sedangkan kata "air" dimaksudkan nilai lebih dari jabatan birokrasi yang dimiliki, pertama sebagai jabatan publik yang memiliki power untuk menggiring masa, kedua melakukan pendekatan kelasik dengan berdialog langsung ke masyarakat door to door, menolong langsung, responsif dan tampil dengan senyum lebar sebagai upaya membangun citra positif tokoh.

Beberapa nama kepala daerah ini disebut-sebut akan maju di Pilkada Gubernur Jabar 2018.

1. Ridwan Kamil
Ridwan Kamil nama lengkap Muhamad Ridwan Kamil adalah Wali Kota Bandung masa periode 2013-2018 setelah terpilih pada Pemilihan Wali Kota Bandung menggantikan Dada Rosada. Kang Emil sapaan Ridwan Kamil belakangan ini sering tampil di layar televisi yang ditayangkan secara nasional. Tayangan yang muncul berupa program kebijakan sampai gaya memimpinnya, bahkan sampai urusan hal kecil sekalipun mata media memantau Emil saat menghadiri final Piala Presiden antara Persib Bandung melawan Sriwijaya di Palembang, kala itu Emil turut membersihkan sampah yang berserakan dan mendapat sorotan media lalu pujian pun mengalir. Emil bahkan kerap tampil dimedia sosial milik Google yaitu Twitter di branda login Twitter saat dirinya tampil mengenakan peci hitam, plus pakaian safari di atas sepeda saat helatan peringatan Konferensi Asia Afrika ke 70 di Bandung. Emil disorot karena menjadi kepala daerah tuan rumah penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika ke 70 di Bandung yang diikuti negara peserta konferensi dari negara-negara peserta termasuk dari benua Afrika.

Emil juga kerap tampil di televisi menjadi pembicara seperti ditampilkan di stasiun Metro TV, TV One bahkan dalam sinetron di RCTI Preman Pensiun sebagai wali kota. Emil selalu tampil percaya diri membawakan semangat membangun Bandung sebagai kota Teknopolis sebagai kota penyangga urban ibu kota Jakarta. Konsep Teknopolis yang diusung Emil sebagai jawaban pembangunan yang berkonsep humanis dan ramah, bahkan targetnya Kota Bandung menjadi cerminan kota ter asri dan ternyaman di Indonesia dengan fasilitas publik yang memadai. Melalui program-program itu, Emil mengeksplorasi jabatannya untuk kepentingan pembangunan terbarukan di Kota Bandung sekaligus menarik perhatian media dan perhatian masyarakat. Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera menjadi partai pengusung Emil berpasangan dengan Oded Muhammad Danial dan melalui rapat Pleno KPU Kota Bandung pasangan Emil-Oded memeroleh suara 45,24 persen pada 28 Juni 2013.

2. Dedi Mulyadi
Bupati Purwakarta yang sudah dua kali menjabat sejak periode tahun 2008-2013 bersama Dudung B Supardi mantan Sekda Purwakarta dan periode tahun 2013-2018 bersama Dadan Koswara mantan Sekda Purwakarta. Dedi Mulyadi dikenal sebagai politisi handal dalam mengolah isu dan konflik yang kerap kali berbuah positif mendorong perolehan suaranya pada Pilkada Kabupaten Purwakarta. Dedi Mulyadi merupakan kader partai Golkar yang sejak awal karir politiknya selalu bagus, pada periode awal dirinya masuk partai Dedi menjadi kaki tangan Ketua DPD Partai Golkar Purwakarta, Mustafa Bisri. Saat itu Dedi dipercaya maju di Pemilu Legislatif tahun 1999 dari Daerah Pemilihan VI Plered, Tegalwaru, Maniis. Dedi terpilih menjadi legislator partai Golkar dan menduduki posisi Ketua Komisi D yang membidangi kesejahteraan, pendidikan dan agama. Selama menjadi legislator Dedi kerap kali melayangkan gagasan transpormatif pembangunan dengan mengembalikan jati diri pembangunan kearifan lokal. Tidak berselang lama Dedi kemudian terpilih menjadi Ketua DPD Partai Golkar Purwakarta. Konsep pembangunan kearifan lokal semakin mantap saat dirinya mengusung konsep pembangunan 17 Prinsip Ngawangun Nagri Rahaja pada pidato politik Partai Golkar.

Karir politiknya montereng saat dipinang mendamping Lily Hambali Hasan maju di Pilkada yang dipilih melalui legislatif. Dedi dapat melobi kebanyakan anggota parlemen sehingga dirinya sukses membawa kemenangan pasangan Lily-Dedi sebagai pemenang Pilkada Purwakarta 2004. Dedi menjadi wakil dan terus membawa konsep lokal dan dialog langsung dengan masyarakat, pada Pilkada 2008 Dedi maju bersama Dudung B Supardi dan terpilih sebagai pemenang, kemudian tahun 2013 Dedi maju bersama Dadan Koswara dari koalisi Sahate sebagai konsep sehati.

Dedi pun sudah hampir tiga tahunan ramai di media cetak sampai media televisi menampilkan program kegiatan Purwakarta entah itu saat Hari Jadi Purwakarta atau melalui program televisi Damai Indonesiaku yang disiarkan TvOne setiap Minggu siang. Dedi tampil membawa konsep Islam universal sebagai rahmatan lil alamin yang menaungi seluruh umat manusia. Yang terbaru ramai di media ialah saat dirinya tampil di Markas PBB menjadi pembicara di AYLA, saat itu dia menyampaikan sampurasun salam Sunda yang baru pertama kali diucapkan di forum internasional. Pujian mengalir deras kepada Dedi Mulyadi yang mampu membawa gagasan lokal budaya desa yang Sunda kepada perwakilan pemimpin muda dunia di Amerika. Terkini dari Dedi Mulyadi ialah saat dirinya ramai diperbincangkan masyarakat dari konflik budaya dan agama yang diluncurkan Ketum FPI Habib Rizieq Shihab karena salam "Sampurasun"nya. Nama Dedi kemudian ramai dibicarakan masyarakat Jabar.

3. Bima Arya
Wali Kota Bogor, sama mudanya dengan pemimpin yang disebutkan tadi. Bima Arya merupakan aktifis ibu kota yang kemudian namanya masuk dalam bursa pencalonan Wali Kota Bogor. Bima Arya mengusung konsep Paguyuban Bogoriensis yang 14 tahun lalu digalakan WaliKota Bogor Diani Budiarto. 

Comments