Jabar1.ID- Pemerintah Kabupaten Purwakarta menyelenggarakan lomba ngejo di Bale Kahuripan, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta, Kamis (24/8/2017). Kegiatan lomba memasak tradisional yang dikuti kaum wanita dari kalangan masyarakat dan pegawai pemerintah ini dalam rangka menyemarakkan hari ulang tahun Purwakarta ke-186 dan Kabupaten Purwakarta ke-49.
Ngejo merupakan istilah dalam bahasa Sunda umum yang bermakna menanak nasi dengan proses tradisional, alias tidak menggunakan alat modern.
Sejak pagi, para peserta lomba menyiapkan peralatan masing-masing mulai dari hawu (tungku yang terbuat dari tembikar atau batu belahan), aseupan, seeng, dulang dan kayu bakar.
Tidak lupa, mereka juga membawa nyiru (anyaman bambu yang biasa digunakan untuk memisahkan beras dan sisa gabah yang masih tercampur). Seluruh alat ini merupakan alat tradisional yang biasa digunakan orang Sunda untuk menanak nasi.
Ida (46), salah seorang aparatur sipil negara (ASN) Purwakarta yang menjadi peserta lomba mengatakan, banyak kenangan tentang proses menanak nasi. Saat remaja, Ida kerap diminta orangtuanya untuk menanak nasi.
Modernisasi struktur rumah serta alat masak mengubah cara memasak pada masyarakat Sunda. Kemajuan teknologi dan pola asuh juga banyak mengubah aktivitas anggota keluarga. Remaja hari ini lebih banyak nongkrong dan melakukan kegiatan di luar rumah dibandingkan membantu orangtua mereka di rumah.
“Saya ingat ketika remaja dulu, masih pakai alat masak tradisional, sekarang harus menggunakan lagi. Memang cukup sulit karena sehari-hari terbiasa menggunakan kompor gas, dan juga alat menanak nasi modern, yang menggunakan energi listrik,"kata dia.
Selain menanak nasi, lomba lain yang digelar adalah memasak nasi liwet, sambel dadakan, dan sate maranggi khas Purwakarta. "Kecepatan, ketepatan, rasa, dan tampilan kuliner menjadi penentu kemenangan,"tambah Ida.
Sementara itu, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan, menanak nasi menggunakan alat tradisional, yang apinya berasal dari kayu bakar seperti ngejo ini sudah ditinggalkan oleh sebagian masyarakat, termasuk di Purwakarta. Dia menginginkan kekayaan budaya khas ini dihidupkan kembali dan dilestarikan. "Seluruh unsur budaya yang ada pada masyarakat Purwakarta wajib dirawat keberadaannya," singkat dia.
Kepala Dinas Pertanian Perhutanan dan Perkebunan Agus Rachlan menambahkan, kegiatan lomba ngejo adalah kali pertama dilakukan. Kedepan pihaknya kegiatan tersebut akan dijadikan agenda lomba tahunan setiap memperingati hari jadi Kota dan Kabupaten Purwakarta.
“Ini ide Pak Bupati, beliau concern terhadap giat-giat kebudayaan dan ingin agar tradisi memasak seperti ini selalu hidup di tengah masyarakat," kata dia.(Din)
Comments
Post a Comment