Dedi Mulyadi yang Menggelitik Pikiran

Facebook Kang Dedi Mulyadi

Jabar1.ID | Ada yang paham maksud tulisan saya apa?, sebagian mungkin paham tapi saya kira masih banyak yang belum paham. Ini saya jujur saja bagaimana membuka ide-ide baru dari sesuatu yang sederhana, human friendly, renyah dan tidak memusingkan masyarakat yang melihatnya. 

Saya melihat bahwa itu adalah sesuatu yang natural, jujur dan memiliki identifikasi yang jelas kepada setiap orang. Bukankah hal semacam itu mudah diterima oleh sebagian besar masyarakat kita. Tapi terkadang sesuatu yang natural, jujur dan mengalir itu yang kemudian menggelitik pikiran.

Terkadang seseorang melihat dari sudut pandang yang dimilikinya. Karena berbeda-beda maka sudut pandang orang akan objek diletakan pada sesuatu yang "serba relativ". Orang mungkin akan melihat suatu objek sangat jelek, tapi bagi orang lain bisa saja sangat baik. Demokrasi telah membuka ruang itu sebagai pilihan yang ideal. Latar belakang seseorang menentukan suatu objek diperlakukan sebagaimana mestinya, itu pada kerangka yang normal. Pada kerangka yang tidak normal bisa saja suatu objek yang biasa-biasa saja memiliki sifat sangat, atau bahkan meragukan.

Lalu apa yang kita dapat lihat dari sosok Dedi Mulyadi, tulisan saya akan sedikit banyak mencerahkan pembaca. Tafsir dari setiap kata dan kalimat tidak saya rinci biarkan pembaca menilainya, saya tidak merasa keberatan bagi siapapun menafsirkan dalam berbagai kesimpulan. 

Fakta-faktanya 

1. Politik mendorong seseorang berbuat baik [sepakat]

2. Popularitas adalah kata lain dari menggelitik pikiran [sepakat]

3. Kesejahteraan dan sosial adalah celah intervensi Tuhan [sepakat]

4. Agama alat pentung yang menyakitkan [sepakat]

5. Budaya kulit yang lupa kacangnya [sepakat]

6. Menangis mudah dimengerti masyarakat kita [sepakat]

7. Waktu mengingatkan mimpi-mimpi [sepakat]

8. SARA alat baru kampanye murah [sepakat]

9. Hoax, asap kenalpot di tengah kemacetan [sepakat]


Tapi jujur saja saya katakan bahwa berperilaku normal dan natural serta apa adanya, mendekatkan kita dengan setiap orang. Hal itu yang saya lihat ada pada diri Dedi Mulyadi terlepas dari cara subjektif seseorang, 9 poin di atas menjadi klue kita untuk yakin bahwa ada sudut baik yang harus kita dorong semakin baik. Bahkan saya sendiri butuh teman untuk berbuat baik, termasuk Dedi Mulyadi.


"Berpikir memungkinkan seseorang untuk merepresentasikan dunia sebagai model dan memberikan perlakuan terhadapnya secara efektif sesuai dengan tujuan, rencana, dan keinginan. Kata yang merujuk pada konsep dan proses yang sama diantaranya kognisi, pemahaman, kesadaran, gagasan, dan imajinasi". (Wikipedia)

Comments