Kisah Sarjana Muda dan Penyerapan Tenaga Kerja


Awalnya mengisi di media radio Wadi FM di Perum Bukit Berbunga Kampung Ciganea Desa Mekargalih Kecamatan Jatiluhur, Purwakarta. Kemudian beralih menjadi guru ngaji di salah satu Yayasan Miftahul Jannah di Desa/Kecamatan Purwasari Kabupaten Karawang.

Adalah Abdul Muiz pemuda asal Kampung Ciganea Desa Mekargalih Kecamatan Jatiluhur Purwakarta. Muiz sendiri sudah mengantongi gelar Strata 1 Pendidikan di salah satu sekolah tinggi di Purwakarta, namun gelar yang ia miliki tak banyak ia manfaatkan lantaran memang lulusan tenaga pendidik sudah membeludak sehingga ia memilih untuk menjadi guru ngaji.

Awalnya bermula ketika Muiz menjadi penyiar radio Wadi FM, saat menyiarkan radio ada sesi tanya jawab interaktif. Saat itu ia mendapat pertanyaan dari seorang pendengar dari Karawang yang kebetulan tertarik dengan tema siaran. Dari situ Muiz kemudian mendapat panggilan pribadi dari nomor pendengar asal Karawang itu dan mengajaknya bergabung menjadi tenaga pengajar mengaji. Meski saat itu Muiz sempat menolak lantaran lokasinya memang jauh, tapi karena niatnya bagus akhirnya Muiz menerima ajakan mengajar mengaji di Karawang pada tahun 2013. Saat itu Muiz menjadi guru di madrasah di Yayasan Miftahul Jannah Karawang. Berada di Karawang Muiz tak memiliki tempat tinggal, lantas ia memilih tinggal di masjid Al-Muhajirin. Berada di masjid membuatnya sering mengaji dan menjadi muadzin di masjid itu. Suara merdunya membuat pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) dan warga Desa Purwasari tertarik menjadikannya guru mengaji di masjid tersebut. Lama-lama jumlah murid yang ikut mengaji di masjid semakin banyak, lantaran saat bersamaan pengurus DKM mengajak warga untuk membawa anak-anaknya mengaji. Gelar sarjana muda yang disandangnya kemudian bergeser menjadi Ustad Abdul Muiz.

Gelar yang disandangnya membuat Muiz sangat riskan karena ia khawatir tak mampu mengembannya. Maklum saja saat kuliah dulu Muiz memang seorang aktifis yang sering melakukan demonstrasi. Namun menurutnya gelar apapun yang disandangkan seseorang bukanlah rintangan karena itu menjadi amanah bagi dirinya.

"Saya menghargai gelar yang disandangkan masyarakat, insyallah ini menjadi amanah bagi saya untuk mendidik anak-anak di Desa agar bisa mengaji," jelas Muiz.

Disaat yang sama Muiz pun diajak menjadi pengurus pendirian Yayasan Yatim Piatu dan Jomo di desa oleh Bendahara DKM Masjid Al-Muhajirin. Ia pun tak menolaknya karena memang membimbing yatim piatu adalah pekerjaan mulia. Demikian Kisah Haru Sarjana Muda Asal Purwakarta. 

Comments