Analisa Pendekatan Elit Politik Kang Dedi Mulyadi Menuju Pilgub Jabar 2018


Jabar1.ID |  Setelah sebelumnya dibahas dan diulas sederhana perihal Analisis Pendekatan Politik Kang Dedi Mulyadi Menuju Pilgub Jabar 2018, maka pembahasan kali ini akan mengurai mengenai pendekatan elit politik partai yang dilakukan oleh Kang Dedi Mulyadi menju Pilgub Jabar 2018.

Uraian yang saya bahas dari bab sebelumnya tidak sepenuhnya merepresntasikan apa yang sesungguhnya hanya saja saya hanya dapat menerka dari cara pendekatan Kang Dedi Mulyadi menuju Pilgub Jabar 2018. Tentu saya berharap tulisan ini menjadi referensi bahasan politik bagi siapapun untuk mengkajinya dalam ruang-ruang tertentu di lain waktu.
Baik karena judul yang saya angkat adalah soal analisa pendekat elit politik maka saya akan memulai dari kedekatan internal partai yakni Partai Golkar Jawa Barat yang dipimpin Kang Dedi dengan elit partai yang sama di tingkat pusat.

Sebelumnya saya akan mengajak pembaca untuk melihat video saat Kang Dedi Mulyadi dilantik menjadi Ketua DPD I Partai Golkar Jawa Barat berikut.


Dalam video ini apa poin penting dari komitmen Partai Golkar Jawa Barat untuk dapat meraih banyak simpati masyarakat. Yang pertama menurut saya adalah soal kesiapan seluruh jajaran pengurus baru membawa banyak capaian prestasi dengan pendekatan masiv kepada masyarakat. Kang Dedi mengisyaratkan agar kader Partai Golkar dapat merebut posisi-posisi penting di hari masyarakat termasuk kerja aktif menjawab persoalan masyarakat kecil. Selama ini Partai Golkar dikenal sebagai partai elit yang cenderung pola pendekatannya lebih tertutup, tapi setelah dipimpin Kang Dedi seluruh kader Golkar mesti turun langsung menjawab persoalan sosial masyarakat. Saya melihat betul pesan yang disampaikan sama mirip dengan 'marhaenisme' yang diusung Presiden pertama RI Soekarno yaitu peran partai harus berada di tengah masyarakat kecil dan menjalankan unit-unit produksi di pelosok. Selain dari itu Kang Dedi ingin menegaskan kembali bahwa era baru Partai Golkar melalui pendekatan kerakyatan yang menurut saya sama mirip dengan PDI Perjuangan.

Pendekatan elit politik yang dilakukan Kang Dedi adalah 'melepaskan anak panah ke berbagai arah'. Setahu saya Kang Dedi tidak saja mendapat posisi penting di internal Partai Golkar melainkan dapat juga posisi dari partai lain. Meskipun diketahui bahwa saat ini Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar belum menentukan sikap mengusung satu nama kader. Itu lantaran selain Kang Dedi, Partai Golkar juga telah menyiapkan kader lain yakni Nurul Arifin untuk maju di Pilgub Jabar 2018, makanya sampai saat ini Kamis 4 Agustus 2016 DPP Partai Golkar belum menentukan siapa nama kader yang bakalan maju di Pilgub Jabar 2018. Seperti kata Sekjen DPP Partai Golkar, Idrus Marham, "DPP Partai Golkar belum menentukan satu nama seperti santer diberitakan media massa akhir-akhir ini," kata Idrus Marham, Kamis 4 Agustus 2016. Pernyataan ini tentu menandai peluang bagi kader lain yang juga didorong maju pada Pilgub Jabar 208 atau mungkin saja DPP Partai Golkar menunggu elektabilitas suara partai bagus berdasarkan survey, dan popularitas kader yang dimaksud. Tapi yang menjadi tolok ukur siapa nanti kader Golkar yang layak maju adalah pada peraihan kemenangan di tiga daerah peserta Pilkada serentak tahun 2017 yang digelar di tiga daerah Jawa Barat, yakni Kabupaten Bekasi, Kota Tasikmalaya dan Kota Cimahi. Bila hasil Pilkada di tiga daerah itu Partai Golkar mampu menempatkan kadernya menang dalam Pilkada baik sebagai kepala daerah maupun wakil kepala daerah maka menjadi poin plus bagi Ketua DPD I Partai Golkar Jabar.

Pendekatan Non Partai Golkar
Secara lisan ada partai-partai lain di luar Golkar yang juga sudah berniat mendorong Kang Dedi maju di Pilgub Jabar 2018. Beberapa ketua partai bahkan sudah terang-terang mendukung saat menyampaikan sambutan di acara umum. Yaitu Partai Amanat Nasionl (PAN), di bawah Zulkifli Hasan PAN berniat juga mengusung Kang Dedi maju di Pilgub Jabar 2018. Walaupun nanti PAN akan tetap menanti hasil survey internal nama-nama tokoh di Jawa Barat mana saja yang bakal ditetapkan diusung PAN. Nama Kang Dedi, Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, Dessy Ratnasari dan Primus Yustisio masuk dalam deretan survey PAN untuk Pilgub Jabar 2018. Selain PAN ada juga Partai Nasdem, saat mengunjungi Purwakarta pada Sekolah Ideologi. Surya Paloh mengisyaratkan partainya bakal mendukung Kang Dedi Mulyadi. Tidak saja dari elit partai Kang Dedi juga mendapat dukungan dari Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama atau Ahok.

Dukungan-dukungan itu bukan basa-basi politik biasa, karena saya melihat saat pimpinan partai memberi pernyataan dukungan maka secara tidak langsung peluang untuk melakukan koalisi partai terbuka dan partai terbuka pada hasil survey elektabilitas nama-nama tokoh di Jawa Barat. Karenanya peluang-peluang itu sangat mungkin termasuk dukungan dari partai non Golkar kepada Kang Dedi untuk maju di Pilgub Jabar 2018.


Kekhawatiran Elit PDIP
Pembahasan ini akan diulas pada tulisan selanjutnya mengenai soal bagaimana Kang Dedi melakukan lobi politik agar bagaimana PDIP dapat mengakomodir dirinya tanpa harus berhadap-hadapan dan menjatuhkan salah satunya. Bahasan ini akan diulas pada tulisan selanjutnya.




Comments